WELCOME TO THE WORLD WHERE IMAGINATIONS COME TRUE

THIS IS WHAT YOUR WORLD.. YOUR IMAGINATIONS... YOUR IDEAS.... YOUR DREAMS..

Wednesday, December 23, 2009

Field Trip To Germany Bayer Young Environmental Envoy- Indonesian version

Minggu, 8 November 2009

Grup dari Indonesia yang terdiri dari 4 duta muda, 1 orang penanggung jawab dari Bayer, dan 2 orang jurnalis dari The Jakarta Globe dan majalah Gogirl! tiba di Jerman. Selanjutnya kami dijemput oleh pihak Bayer Jerman untuk diantarkan ke hotel di Cologne.
Acara penyambutan kedatangan para duta muda, dilaksanakan malam harinya sebagai acara pembuk dari rangkaian acara di Jerman.

Senin, 9 November 2009
Kegiatan dilakukan mulai pukul 8 pagi. Berangkat dari hotel menuju kota Leverkusen menuju Bayer Communication Center, “Baykomm”. Acara hari ini lebih diutamakan pada acara perkenalan. Pertama acara perkenalan dengan Mr. Roland Keiper selaku Head of International Communications Bayer AG. Mr Roland Keiper mengenalkan kepada kami Dr. Michael Preuss selaku Head of Corporate policy and Media Relations Bayer AG.
Mr Roland Keiper menjelaskan kepada kami tentang Bayer AG, mulai dari berdiri sampai sekarang. Beliau juga menjelaskan bahwa Bayer AG adalah perusahaan yang tidak hanya memikirkan keuntungan semata namun juga sangat peduli dengan permasalahan-permasalahan global, misalnya masalah anak, masalah aids, masalah pangan, masalah lingkungan, dll. Ha l ini dibuktikan Bayer AG dengan Bayer yang menjadi pioneer dalam performanya sebagai perusahaan yang berbasiskan sustainability. Dalam 10 tahun terakhir berturut-turut, Bayer selalu termasuk ke dalam index sustainability terbaik, oleh the Dow Jones Sustainability World (DJSI). Dalam hal perlindungan iklim, proyek Bayer yang bernama The Carbon Disclosure Project (CDP) telah menjadikan Bayer sebagai salah satu perusahaan dunia yang menjadi leader. Bayer adalah salah satunya perusahaan eropa yang bergerak dalam industri kimia dan tercatat sebagai leader 4 kali berturut-turut dalam The Carbon DisclosureLeadership index.
Saat ini Bayer adalah perusahaan global yang bergerak dalam bidang kesehatan, nutrisi, dan material dengan teknologi tinggi. Bayer AG direpresentasikan di dunia oleh 350 perusahaan di 5 benua, dengan Leverkusen sebagai pusatnya.
Dr. Michael Preuss menjelaskan beberapa progam yang telah dilakukan Bayer sampai saat ini untuk membantu mengatasi masalah-masalah global, di antaranya progam Bayer Young Environmental Envoy ini yang juga merupakan kerjasama dengan UNEP. Salah satu kerjasama lain antara Bayer dengan UNEP yang juga merupakan stategi jangka panjang untuk mengajak anak-anak peduli dan bergerak pada masalah lingkungan, adalah The 18th International Children Painting Competition on the Environment. Beliau mempresentasikan kepada kami karya-karya yang menjadi juara dan sangat meginspirasi kami untuk benar-benar bergerak dalam mengatasi perubahan iklim.
Selanjutnya kami dibagi dalam beberapa grup dan dipandu untuk mengikuti tur Baykomm. Selama tur, kami menyaksikan kecanggihan-kecanggihan teknologi yang dimilik Bayer dalam usahanya membantu mengatasi permasalahan global.
Acara selanjutnya adalah pengenalan diri dari para duta muda tiap-tiap Negara. Terdapat 53 duta muda dari 19 negara yang berpartisipasi, yaitu Malaysia, Peru, Polandia, Singapura, Thailand, Venezuela, Kolumbia, Ekuador, Kenya, Korea Selatan, Filipina, Turki, Vietnam, Brazil, Chili, China, India, Indonesia, dan Afrika Selatan.
Setelah makan siang, Dr Michael Preuss mengenalkan kepada kami pembicara-pembicara tamu, yaitu Mr Satindra Bindra, selaku Director of Communications and Public Information UNEP dan Dr. Wolfgang Plischke selaku Member of the Board of Management Innovation, Technology and The Environment Bayer AG.
Mr Satindra Bindra menekankan kepada kami para duta muda, untuk ‘stop talking and start acting’. Karena untuk membuat perubahan kepada dunia ini, yang harus dilakukan adalah memulainya dengan mengaplikasikan melalui diri sendiri terlebih dahulu.
Dr. Wolfgang Plischke menjelaskan panjang lebar tentang inovasi. Betapa penting dan krusialnya masalah inovasi dalam kaitan mewujudkan sustainability development. Beliau menjelaskan inovasi-inovasi yang kini tengah dikembangkan Bayer AG dan memompa semangat kami untuk terus berkarya dan berinovasi. Ada dua hal penting yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan perubahan iklim. Yang pertama, bahwa semua bagian harus bekerjasama, baik dari segi politik, bisnis, masyarakat, industry untuk mengatasi masalah ini. Yang kedua, bahwa Negara-negara maju harus memastikan bahwa teknologi yang dicapai untuk mengatasi hal ini harus secepat mungkin dipastikan untuk diaplikasikan di seluruh Negara di dunia, baik Negara maju, maupun berkembang.
Setelah itu, diadakan tur untuk menikmati keindahan Kota Cologne di Jerman.

Selasa, 10 November 2009
Hari ini kami lebih mempelajari teknologi-teknologi yang dimiliki Bayer. Pertama kami mengunjungi AVEA, sebuah perusahaan kotapraja yang menangani permasalahan sampah di kota Leverkusen. Mr. Hamid Shakoor, selaku representative dari AVEA menjelaskan kepada kami tentang system penanganan sampah di Leverkusen. Tempat sampah dibagi menjadi 4 bagian, yaitu untuk kertas, untuk gelas, untuk plastic, dan untuk sampah lainnya. Peraturan-peraturan yang ada harus ditaati oleh masyarakat, apabila mereka membuang sampah sembarangan, mereka akan mendapatkan sangsi denda yang tidak sedikit jumlahnya. AVEA bertugas untuk mendaur ulang sampah-sampah yang ada. Bahkan AVEA telah mampu mendaur ulang botol plastic menjadi botol plastic kembali. Untuk mendaur ulang sampah-sampah masyarakat harus membayar ke kotapraja. Semakin banyak sampah yang mereka hasilkan, semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan.
Setelah itu, kami menjalani tur untuk melihat secara langsung praktek pengolahan sampah. Masyarakat kota Leverkusen biasanya menggunakan mobil mereka untuk membuang sampah ke tangki-tangki yang tersedia, biasanya seminggu sekali atau 2 minggu sekali. Mereka harus memilih-milih sampah sebelum membuangnya. Misalnya untuk membuang sebuah payung, harus dipisahkan kerangka besi, kain dan plastiknya untuk dibuang ke tangki yang berbeda. Mr Hamid menjelaskan walaupun sedikit merepotkan, hal ini akan sangat memudahkan untuk proses pengolahan sampah yang lebih lanjut. Untuk sampah-sampah yang sudah tidak bisa didaur ulang, sampah-sampah ini dibakar di dalam incinerator bersuhu sangat tinggi untuk memastikan pembakaran berjalan sempurna dan panas hasil pembakaran ini dialirkan ke stadion BayArena, tempat klub sepakbola Bayer Leverkusen, sebagai pemanas, terutama di musim dingin, untuk menerapkan konsep green building.
Selanjutnya kami dibawa ke pusat Bayer Crop Sciece di Monheim. Pembicara kali ini adalah Dr. Uwe Brekau selaku Corporate Communication dari Bayer CropScience AG. Beliau menjelaskan komitmen dan tanggung jawab Bayer sebagai perusahaan untuk dapat menyuplai kebutuhan makanan dunia yang terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dunia yang semakin cepat yang diiringi dengan menurunnya luas lahan tanam yang semakin cepat.
Selanjutnya kami mengunjungi Ecocommercial Building, European first zero emission building. Di sini kami ditunjukkan bahwa sebuah bangunan bisa menjadi ramah lingkungan dengan mengoptimalkan penggunaan energy matahari dan energy geothermal. Untuk tiap-tiap benua dengan cuaca yang berbeda-beda dibutuhkan susunan material yang berbeda. Contoh yang diperlihatkan kepada kami adalah contoh untuk bangunan untuk di negara 4 musim. Pemaksimalan panas yang masuk dan meminimalisasi panas yang keluar adalah konsep dasar dari bangunan ini. Ketika ada cahaya matahari, panas dari matahari dimaksimalisasi untuk bisa masuk ke dalam bangunan dan ketika tidak ada matahari energy geothermal dipergunakan.
Setelah itu kami mengunjungi Bayer Crop Science pupils Lab. Di sini para duta muda diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen secara langsung di laboratorium bersama dengan ilmuwan-lmuwan Bayer. Saya memilih untuk melakukan eksperimen Biodiesel. Biodiesel yang kami buat berasal dari rapeseed. Ilmuwan Bayer menunjukkan kepada kami di mana letak permasalahan dalam pembuatan Biodiesel. Setelah dipisahkan dari campurannya, Biodiesel dan limbahnya, yaitu gliserol berbanding 40:50. Oleh karena itu apabila biodiesel ini diproduksi secara komersil, limbah yang dihasilkan akan sangat banyak dan pengolahan limbah selanjutnya ini membutuhkan energy yang sangat besar. Dengan demikian dapat ditarik kesimpula bahwa biodiesel bukanlah solusi untuk mengatasi permasalahan bahan bakar dan emisi.
Beliau juga menjelaskan dan menekankan kepada kami semua, bahwa ilmu dan teknologi yang ada saat ini masih sangat sedikit. Walaupun sepertinya umat manusia sudah menguasai banyak hal, membuat berbagai teknologi canggih, masih banyak yang belum diketahui oleh umat manusia, masih banyak dasar-dasar lainnya dari ilmu pengetahuan yang belum diketahui manusia, terutama dalam hal laut. Beliau menunjukkan kepada kami sebuah jurnal sains yang menyatakan bahwa ikan mungkin merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi konsentrasi CO2 di udara. Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa ternyata ikan mengambil CO2 dari udara bebas untuk membentuk NaHCO3. Oleh karena itu, satu fakta yang sangat sederhana ini baru ditemukan tahun 2009. Hal ini menjelaskan kepada kami bahwa ilmu pengetahuan yang sudah ada saat ini masih sangat sedikit.
Selanjutnya, kami pergi ke Bonn, untuk membicarakan tentang Sustainable Development dengan para ahli di seluruh dunia. Bertempat di plenary hall of the German Bundestag, tempat pertemuan-pertemuan internasional Jerman diadakan, kami para duta muda lingkungan, jurnalis dari berbagai negara, berdiskusi mengenai sustainable development. Membahas langkah-langkah apa yang bisa dilakukan oleh kami para duta muda lingkungan, untuk berkontribusi di Negara masing-masing dalam hal sustainability.

Rabu, 11 November 2009
Acara hari ini diawali dengan konfrensi press tentang Bayer dan sudut pandangnya terhadap sustainability development. Selanjutnya UNEP dengan Tunza progamnya menjelaskan kepada kami proyek-proyek mereka dan meminta kami untuk membantu mendukung kampanye SEAL THE DEAL 2009, dalam kaitannya dengan akan diadakannya konferensi tahunan mengenai perubahan iklim di Kopenhagen Desember ini, atau yang lebih dikenal dengan COP15, di mana COP13 dulu diadakan di Bali, Indonesia.
Setelah itu, tiba saatnya untuk kami para envoy mempresentasikan ide-ide yang telah membawa kami sampai ke sana. Diskusi ini dibagi menurut topic-topik tertentu. Saya tergabung dalam grup Air Pollution & Water Quality. Proyek saya mendapat sambutan yang sangat baik dari envoy-envoy lainnya. Mereka bahkan meminta saya untuk memberikan film yang telah saya buat untuk dipublikasikan di Negara mereka. Proyek-proyek mereka juga sangat menarik. Proyek-proyek dari duta lain terlampir.

Kamis, 12 November 2009
Hari ini kami dibekali dengan materi mengenai kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan industri di salah satu negara bagian di Jerman, North Rhine Westphalia. Pembicara kali ini adalah Ebehard Jacobs, yang merupakan agen dari NRW dalam hal perlindungan alam, lingkungan dan konsumen. Beliau menjelaskan mengenai apa saja yang dilakukan NRW untuk mengontrol kualitas udara, air, makanan, dll agar tercipta lingkungan yang sehat dengan manusia yang sehat pula. Dahulu, NRW adalah kota yang paling berpolusi di Jerman. Pada awal 1970-an, semua orang menyadari bahwa keadaan lingkungan dan kesehatan manusia sangat buruk. Oleh kaena itu perbaikan besar-besaran dilakukan. 10 tahun dibutuhkan untuk mengembalikan keadaan NRW. Semenjak saat itu, disadari bahwa kerjasama dari semua pihak adalah kunci untuk mencapai lingkungan yang baik. Oleh karena itu dilakukan hal-hal yang disetujui oleh pemerintah, industry dan masyarakat. Industri tidak lagi membuang limbah-limbah berbahaya, masyarakat harus membayar untuk setiap polusi yang mereka hasilkan, dan pemerintah melakukan kooperasi dengan masyarakat dan industry dalam pengaplikasiannya. Cara mereka untuk membuat hal ini berjalan adalah dengan lebih memilih menjalankan perjanjian-perjanjian yang telah disepakati bersama dan menjadikannya sebagai aturan, dan tentunya hukuman bagi siapapun yang melanggarnya.
Acara selanjutnya adalah acara workshop. Pembicara untuk workshop kategori kualitas udara adalah Dr. Klaus Vogt. Beliau menjelaskan tentang aturan emisi untuk industry dan transportasi. Untuk masalah emisi dari kendaraan bermotor pemerintah menerapkan aturan zona rendah emisi. Untuk memasuki daerah ini, ada stiker-stiker yang ditempelkan pada mobil yang menunjukkan emisi dari mobil tersebut. Stiker-stiker inilah yang menentukan apakah kendaraan boleh memasuki suatu area atau tidak. Sedangkan untuk industri, NRW telah berhasil membuat kadar emisinya di bawah standar yang berlaku. Permasalahan yang ada di NRW adalah terkadang kadar emisi dari kendaraan bermotor masih melebihi standar. Oleh Karena itu, ke depannya, penerapan zona rendah emisi akan diperluas.
Acara selanjutnya adalah mengunjungi incinerator di Burrig. Pabrik incinerator ini khusus menangani limbah-limbah yang sudah tidak bisa didaur ulang. Penanganannya adalah dengan dibakar di dalam incinerator yang tentunya sebelum dibakar harus melewati proses-proses terlebih dahulu. Panas dan gas yang dihasilkan dipakai dalam process steam di CHEM Park milik Bayer.
Setelah itu kami mengunjung LUMBRICUS, sebuah van yang cukup besar sebagai sarana belajar mengenai lingkungan secara mobile. Van ini merupakan tempat belajar yang mobile dan didesain agar para siswa jauh lebih paham tentang materi yang diajarkan dibandingkan hanya mendengarkan isu lingkungan kelas. Selanjutnya kami mengunjungi kapal laboratorium Max Pruss yang mengapung di atas Sungai Rhein. Kami mencoba melakukan pengambilan data sungai tersebut seperti yang setiap hari dilakukan oleh laboratorium ini. Hal ini dilakukan untuk mengontrol kualitas air sungai.
Malam harinya, kami pergi ke Calcio, ruang VIP stadion BayArena, untuk menerima penghargaan dan sertifikat sebagai Bayer Young Environmental Envoy.

Jumat, 13 November 2009
Hari ini adalah hari terakhir kami di Jerman. Acara hari ini adalah acara optional. Saya memilih untuk mengikuti tur stadion BayArena, markas tim sepakbola Bayer Leverkusen. Stadion ini juga didesain sedemikian rupa agar menjadi stadion yang ramah lingkungan. Air yang digunakan untuk menyiram rumput diambil dari air hujan yang ditampung dan panas untuk memanaskan stadion di musim dingin diperoleh dari AVEA. Semua material-material bahan pembuat atap, dinding, dan bola dibuat oleh Bayer. Untuk piala dunia 2010 nanti Bayer kembali menjadi supplier untuk material.
Saya melihat seluruh bagian dari stadion ini, mulai dari lapangan, ruang ganti pemain, ruang konferensi press, ruang pelatih, dll. Saya juga bertemu dengan beberapa pemain tim nasional Jerman yang juga merupakan pemain Bayer Leverkusen. Mereka semua berlatih dengan sangat keras dan mereka juga sangat ramah terhadap turis. Sistem latihan sepakbola di Jerman bersifat terbuka. Setiap orang bisa menyaksikan sesi latihan dan mengenal pemain idola mereka.
Setelah itu adalah acara bebas yang saya manfaatkan untuk kembali berjalan-jalan menikmati keindahan Kota Cologne selama 3 jam. Setelah itu saya dan duta muda lainnya dari Indonesia kembali pulang ke tanah air untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di sana.

No comments:

Post a Comment

If you want to comment, please give comment toward positive things, discussions are open, express yourself, no Racist, appreciate everyone the same way as you appreciate yourself